Minggu, 16 November 2014

Persahabatan Seorang Gadis Dengan Gorila Tetap Terjalin Setelah Berpisah 12 Tahun

Sebuah foto yang menunjukkan peristiwa kontroversial, di mana seorang ayah membiarkan anak perempuannya yang baru berusia 18 bulan bermain dengan gorila berbobot 300 pon. Peristiwa ini memberikan pengalaman tak terlupakan untuk gadis kecil, Tansy Aspinall, yang mendapatkan pelajaran dalam hal kepercayaan dan keberanian.

Kelembutan: Foto kontroversi Tansy yang berusia 18 bulan di kandang gorila di kebun binatang milik ayahnya di Kent


Tansy tidak ingat perkenalan pertamanya dengan gorila di kebun binatang Howletts, milik ayahnya


Bersatu Kembali: Setelah 10 tahun, Tansy dan Djala menjalin persahabatan kembali di hutan hujan Gabon


Gambar selanjutnya juga menunjukkan Tansy telah bertambah dewasa dan memberikan kepercayaannya pada gorila jantan yang besar. Pelukan ini merupakan hal yang paling menyentuh.

Tansy adalah putri sulung dari Damian Aspinall, dan gorila yang dipeluknya bernama Djala, salah satu hewan yang menjadi teman bermainnya sejak kecil di kebun binatang Howlett milik Aspinal, di Kent.

Selagi berpelukan mereka juga berbagi ciuman. Jalinan kasih sayang yang kuat, dan ini adalah pertama kalinya mereka bertemu kembali setelah 12 tahun berpisah, setelah Djala dikembalikan ke alam liar pada tahun 2002.

4 bulan lalu di hutan hujan Gabon, Tansy dan ayahnya melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu kecil menuju ke dalam hutan dengan misi menemukan Djala, dan gorila lain yang bernama Bims yang telah lama tinggal di kebun binatang.

Hal yang mencengangkan terjadi setelah Tansy dan ayahnya mencari selama beberapa jam di cuaca tropis yang panas, mereka melihat 2 wajah tidak asing mengintip dari hutan lebat. Meskipun tidak pernah bertemu teman manusianya dalam beberapa tahun, gorila yang telah tumbuh besar dan kuat ini datang dan memeluk mereka.

Teman Lama: Djala berlari keluar dari semak untuk memeriksa pengunjung di perahu


Tak dapat dipercaya. Setelah memberi salam pada Damian Aspinall, Djala memberikan kasih sayangnya pada Tansy


Tansy yang sekarang berusia 25 tahun dan bekerja sebagai desainer perhiasan, tidak memiliki ingatan sama sekali akan pertemuan pertamanya dengan gorila, ketika ayahnya membiarkan ia berada di kandang gorila dan memfotonya.

Tansy masih ingat ketika ia bermain dengan Djala dan Bims, perjalanan ke Gabon bersama ayahnya merupakan reuni keluarga yang bahagia untuknya.

Seingatnya: "Adik saya Clary dan saya sering bermain bersama Djala dan Bims di halaman dan terkadang kami mengunjungi kandang gorila lain. Saya senang berada di sekeliling mereka semua, tetapi kedua gorila jantan ini sangat istimewa untuk kami, seperti keluarga kami sendiri. Terakhir melihat mereka pada saat saya berusia 10 tahun dan mereka telah dipersiapkan untuk pindah ke konservasi Gabon. 

Saat kami pergi untuk menemukan mereka lagi, saya sedikit khawatir awalnya karena saya tidak yakin mereka akan mengenali saya setelah sekian lama, atau jika mereka telah berubah menjadi gorila liar karena kehidupan di hutan. Jadi, ini merupakan hal luar biasa yang memperlihatkan mereka tidak hanya mengenali saya, mereka juga memperlihatkan sisi lembut di wajah mereka yang membuat saya merasa aman dan yakin. 

Tidak ada alasan untuk takut. Mereka sedikit kasar kepada ayah, tetapi sangat lembut dengan saya. Ayah menyambut mereka terlebih dahulu dan membuktikan mereka aman sebelum mendekati saya. Dia tidak akan pernah membiarkan saya terlalu dekat dengan gorila agresif."

Tansy mengatakan, merupakan tradisi bagi anggota keluarga untuk bertemu dan berinteraksi dengan gorila.

Pelukan: Tansy dan gorila menikmati kehangatan kasih sayang sebagai pasangan


Berbagi Keceriaan: Tansy dan ayahnya Damian, 54, berbagi keceriaan terhadap hewan liar dan menyelamatkan spesies terancam punah


Masa kecil Damian dihabiskan bermain dengan harimau, serigala dan gorila, dan ia memutuskan untuk meneruskan pekerjaan ayahnya. Pria berusia 54 tahun ini mengabdikan hidupnya untuk menyelamatkan spesies terancam punah. Dia telah menjalankan kebun binatang Howletts dan Port Lympne di Kent yang dikenal sebagai Aspinall Foundation, sejak ayahnya meninggal pada tahun 2000.

Kenangan Indah: Tansy kecil dan ibunya Lousie dan seekor gorila dari kebun binatang di Kent


Damian menegaskan apa yang membuat yayasannya menjadi yang terbaik adalah semua hewan diperlakukan setara. 

"Kami mencintai mereka, dan menyadari mereka memiliki hak yang sama dengan manusia. Kami membeli buah dan sayuran terbaik dari Covent Garden. Lalu apa alasan mereka harus mendapat kualitas makanan nomor dua sedangkan kita tidak," tegas Damian.

Keberhasilan yang tidak diprediksi adalah pengenalan dan pengembangbiakkan gorila, dengan 130 kelahiran dan 80 hewan dikembalikan ke alam liar. Ada juga kekecawaan, 10 gorila yang Damian dan Tansy lepaskan ke Gabon sejak Juni telah kehilangan setengah anggotanya. Diyakini mereka terbunuh oleh gorila lain.

Meskipun ini kemunduran, Damian mengatakan primata lain yang dilepaskan ke alam liar kini benar-benar liar dan senang, sehat dan tenang. Djala dan Bims tampak sehat. Tidak masuk akal jika beberapa ilmuwan mengatakan mereka telah kehilangan insting liarnya. Hewan ini memiliki hak untuk kembali ke rumah. Tidak ada orang yang bisa meyakinkan saya bahwa mereka tidak layak berada di sini.


Sumber: Dailymail

0 komentar:

Posting Komentar