Bintang
laut secara misterius melebur selama lebih dari satu tahun. Ketika
bintang laut terserang penyakit, lengannya
berputar dan terdapat bentuk putih pucat pada kulitnya. Lalu,
anggota tubuhnya mulai terputus.
Setelah
gejala ini terjadi, hanya akan memakan waktu beberapa hari bagi bintang laut
untuk hancur dan mati. Hal ini menyebar dengan cepat di sepanjang pantai
Pasifik. Ahli biologi memprediksi, peristiwa ini kemungkinan disebabkan oleh
pemanasan global.
Sebuah
penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings of the National
Academy of Sciences mengungkapkan, kematian bintang laut ini disebabkan oleh virus. Bahkan, ini adalah
kali pertama virus pada bintang laut yang berhasil ditemukan.
"Sebelumnya, tidak pernah ditemukan patogen pada bintang laut," kata Ian Hewson, ahli biologi
di Cornell dan penulis pada jurnal.
Kematian dari bintang
laut ini dapat menyebabkan kerusakan pada ekosistem laut. Bintang laut
merupakan predator paling rakus di lautan. Mereka menyedot bulu babi, kerang,
dan hewan lainnya menggunakan mulut mereka. Kebanyakan hewan yang mereka makan
tidak memiliki predator alaminya. Sehingga tanpa bintang laut, populasi mereka
akan bertambah besar dan mengusir spesies dasar laut lainnya.
Populasi berlebihan
mungkin menjadi alasan pemicu wabah. Teorinya adalah limbah dari kota di Pantai
Barat mungkin menjadi makanan untuk plankton. Bulu babi dan hewan lainnya
memakan plankton, yang pada gilirannya akan menyediakan mangsa yang melimpah
untuk bintang laut sehingga dapat meningkatkan jumlah mereka. Namun, penelitian
lebh lanjut diperlukan untuk membuktikan hubungan tersebut.
Bintang Laut yang terserang wabah
Kematian bintang laut
dalam jumlah besar memiliki kaitan dengan perubahan air yang menjadi
hangat.
"Saya tidak yakin
wabah ini ada kaitannya dengan peningkatan suhu. Namun, kami juga tidak
memungkiri jika hewan yang mengalami perubahan suhu yang lebih hangat daripada
biasanya rentan terhadap penyakit," kata Amanda E. Bates, peneliti
hubungan antara suhu air dan moralitas laut di University of Southampton.
"Perubahan oseanografi dalam skala besar bisa menjadi pemicunya.
Namun, pemanasan global dan pengasaman laut akibat ulah manusia harus diselidiki,"
tambanya.
Sumber: Huffingtonpost
0 komentar:
Posting Komentar